ITIK RAMBON

 NAMA      : DEWI MAWAS PRIBADI

NIM          : H0518024

KELAS       : PATU A




  • Asal usul itik rambon

Itik Rambon adalah itik yang berasal dari daerah Cirebon Jawa Barat, hasil persilangan antara Itik Tegal dan Itik Magelang. Itik ini memiliki ciri umum seperti postur tubuh sedang, bulu berwarna coklat atau tutul coklat, paruh dan sisik kaki (shank) berwarna hitam serta kulit tubuh berwarna putih. Selain Cirebon, Itik Rambon banyak dipelihara di daerah Indramayu, Majalengka, Kuningan, Subang, Karawang, Bekasi dan Banten (Setioko, dkk., 2005). Asal usul itik Cirebon ini belum diketahui secara jelas, namun sebagian peternak menyebutkan bahwa itik Rambon ini berasal dari hasil persilangan bebek Tegal dengan bebek Magelang. Bebek Rambon paling banyak dibudiyakan oleh para peternak di Desa Kroya dan Desa Karanganyar, Kecamatan Pangurangan, Kabupaten Cirebon, maka diduga asal usul bebek ini dari daerah tersebut. Adapun dugaan adanya persilangan antara bebek Tegal dan Magelang memang masih diragukan dengan tidak ditemukannya kalung warna pada leher bebek Rambon, meskipun postur ada kesamaan sedikit dengan bebek Tegal. Dugaan ini cukup beralasan mengingat lokasi daerah kabupaten Cirebon dengan kabupaten Tegal cukup dekat. Namun tampaknya bebek Rambon sangat adaptif dengan kondisi lingkungan di daerah Cirebon, itik cirebon dipercaya sudah dipelihara sejak zaman para wali. Oleh para peternak di Cirebon, itik ini sering disebut itik Ras Milik Cirebon (Rambon). Kelebihan dari Itik Rambon secara umum :

  1. Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija. 
  2. Lebih tahan penyakit di bandingkan dengan peternakan ayam
  3. Untuk bebek petelur, hasil ternak lebih mudah diserap pasar di bandingkan dengan telur ayam kampung, dan jumlah telur yang di hasilkan pada usia produktif juga tinggi daripada ayam kampung.

Kelemahan beternak itik:

  1. Konsumsi pakan dan air minum lebih banyak di bandingkan dengan konsumsi pakan dan air minum pada ayam kampung
  2. Sensitif terhadap pakan dengan kualitas yang kurang baik, pakan jamuran,memakan bangkai dll.
  3. Mudah terkejut dan mudah stress.

  •  Klasifikasi

Kingdom:

Animalia

Filum:

Chordata

Kelas:

Aves

Ordo:

Anseriformes

Famili:

Anatidae

Genus:

Anas

Spesies:

Anas platyrhynchos

 Sumber : Wikipedia 

1.      Sifat kualitatif       :

a.       Warna

1)      Bulu            

    Pada itik jantan berwarna cokelat tua di bagian kepala, sepanjang tulang belakang dan ekor. Sedangkan pada itik betina cokelat atau tutul cokelat agak jelas pada kepala, dada, punggung, sayap dan leher.

2)      Kulit tubuh               : putih.

3)      Kerabang telur         : hijau kebiruan.

b.      Bentuk badan                 : langsing tegak.

2.      Sifat kuantitatif                :

a.       Bobot badan                :

      • jantan                     : 1,6-1,7 kg.
      • betina                     : 1,4-1,5 kg.

b.      Bobot telur                 : 55-65 g.

c.       Produksi telur             : 220-260 butir/tahun.

d.      Puncak produksi telur  : 70 ± 5%.

e.       Umur dewasa kelamin  : 180 ± 31 hari.

f.       Lama produksi telur     : 18-24 bulan.

g.      Konversi                       : 4-4,5. Pakan

Sumber : KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 700/Kpts/PD.410/2/2013

Itik rambon memiliki bentuk tubuh langsing. Tingginya 45 - 50 cm, dan langkahnya tegap. Jika di lihat dari arah kepala, leher, punggung, dan terus ke belakang, bentuk tubuhnya menyerupai botol dengan kepala kecil, mata terang, serta lehernya kecil bulat. Itik ini memiliki postur tubuh mirip itik tegal dan banyak di anggap orang sebagai itik tegal. Perbedaan utama itik rambon dengan itik tegal terdapat pada bulu. Itik rambon memiliki ciri khusus yaitu pada umur 4-6 bulan memiliki bulu sayap berwarna putih.

Itik rambon jantan memiliki bobot rata-rata 1,4 kg, sedangkan yang betina 1,2kg. Pada itik pejantan terdapat 2-3 helai bulu ekor yang mencuat ke atas, di namakan bulu lancur. Sementara pada betina tidak ada. Ciri lain pejantan rambon adalah bulunya kebanyakan berwarna coklat mengkilap dan bulu di leher dan di kepala berwarna hitam. Sementara paruhnya berwarna hitam panjang. Jika berdiri seperti membentuk sudut 60 derajat dengan bobot tubuh dewasa sekitar 2 kg

  • Pakan

Komponen penting dari usaha budidaya itik petelur yang juga harus dipelajari adalah pakan. Pemberian pakan itik tidak boleh sembarangan, meskipun itik memang hidup di lingkungan yang kotor dan kadang makan sembarangan. Sebagai contoh, jika kita ingin memberi pakan jagung, maka tidak boleh kita memberikan jagung yang sudah berjamur karena mengandung mikotoksin dan berbahaya bagi kesehatan itik. Agar pemberian pakan itik tepat dan efisien, sebaiknya pemberian pakan kita atur dan disesuaikan dengan kebutuhan itik di setiap fase-nya.

Perlu diperhatikan bahwa ternak itik lokal mempunyai sifat mudah stres terhadap perubahan pakan yang mendadak. Oleh sebab itu, sebelum merencanakan pemeliharaan itik, peternak harus mempelajari dulu kondisi ketersediaan bahan pakan yang akan digunakan, apakah bisa terus menerus tersedia atau tidak. Bila tidak, untuk mengganti dengan formulasi pakan baru harus secara bertahap, yaitu:

1.      Minggu pertama perbandingan pakan lama dan baru adalah 75% : 25%

2.      Minggu ke-2 perbandingannya 50% : 50%

3.      Minggu ke-3 perbandingannya 25% : 75%

4.      Minggu ke-4 boleh diberi pakan baru 100%

Itik kurang bisa beradaptasi dengan makanan kering, sehingga pakan harus basah sesuai dengan bentuk paruhnya. Namun jangan terlalu basah, kandungan airnya tidak lebih dari 20%. Oleh karena itu, campuran pakan yang sudah disiapkan biasanya ditambah air dan diaduk jadi satu dalam wadah.

Contoh bahan baku pakan sumber energi yang bisa diberikan pada itik antara lain jagung, dedak, bekatul, onggok, gaplek, nasi aking (nasi yang dikeringkan), dan menir. Sedangkan bahan pakan sumber protein contohnya bungkil kedelai, bungkil kelapa, limbah ikan, kerang, remis, limbah kulit dan kepala udang, serta daging bekicot dan keong sawah. Bahan pakan sumber mineral bisa berupa grit batu kapur atau kulit kerang. Untuk melengkapi kebutuhan nutrisi mikro lainnya, peternak juga perlu menambahkan premiks (Mineral Feed Supplement-A) dan multivitamin (Egg StimulantStrong Egg atau Turbo).


Itik Rambon jantan dapat dimanfaatkan sebagai ternak potong. Pada itik jantan breeder fase starter dibutuhkan pemberian ransum yang dimanfaatkan untuk performa terbaik, sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi bagi hidup pokok itik. Tingkat konsumsi protein sangat ditentukan oleh tingkat konsumsi ransum, karena apabila itik mengkonsumsi ransum dalam jumlah yang lebih banyak maka akibatnya pada itik akan mengkonsumsi lebih banyak protein sehingga terjadi kelebihan protein didalam tubuh. Oleh sebab itu tingkat energi dan protein yang tepat akan menghasilkan produktivitas dan performa yang maksimal (Alyandari, 2015)

  • .    Perkandangan

 Persyaratan kandang yang harus dipenuhi adalah mudah dibersihkan, sirkulasi uadara lancar dan cukup mendapatkan sinar matahari. Beberapa tipe kandang yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemeliharaannya seperti:

a.       Kandang sistem koloni atau postal


Kandang postal disebut pula sebagai kandang koloni. Tempat pakan dan minum disediakan dalam kandang ini. Tinggi kandang sekitar 2m sehingga memudahkan peternak mengambil telur saat panen, membersihkan kandang, serta memberikan pakan.

Lantai kandang terbuat dari tanah yang dipadatkan dan dialasi/bagian atas dilapisi sekam/serbuk gergaji dicampur dengan serbuk kapur. Seluruh ruangan kandang dinaungi atap. Apabila sampai dewasa (produksi) kepadatannya dapat mencapai 4 ekor /m²

b. Kandang baterai


Kandang ini digunakan untuk itik fase layer. Ukuran satu sekatnya kurang lebih 50 x 50 x 45 cm dan diisi oleh 1 ekor itik. Dalam satu sekat bisa juga diisi lebih banyak itik, misalnya 5 ekor, asalkan ukuran satu sekat kandangnya dibuat lebih luas. Dalam kandang baterai, itik tidak bebas bergerak. Tujuannya agar itik tidak banyak mengeluarkan energi sehingga bisa optimal memproduksi telur. Telur yang dihasilkan adalah telur konsumsi dan bukan untuk ditetaskan karena tidak melalui perkawinan dengan itik jantan. Kalau pun ingin dihasilkan telur tetas, maka harus dilakukan inseminasi buatan. Untuk itu pada pemeliharaan itik pembibit di kandang baterai, peternak harus memperhitungan biaya tenaga inseminator (ahli inseminasi buatan) ke dalam biaya produksi.

Penggunaan kandang baterai mempunyai kelebihan, juga kekurangan. Kelebihannya antara lain pengambilan telur lebih mudah, telur yang dihasilkan lebih bersih dan bagus, kesehatan itik terkontrol, dan konsumsi pakan lebih merata karena itik tidak perlu bersaing memperoleh makanan sehingga pertumbuhannya pun lebih seragam. Sedangkan kelemahannya berupa biaya investasi kandang dan pemeliharaan yang lebih besar. Saat ini penggunaan kandang baterai untuk itik petelur fase layer semakin jarang ditemukan karena tingginya investasi yang harus dikeluarkan. Peternak lebih banyak menggunakan kandang baterai untuk memelihara itik fase starter dengan memodifikasinya menjadi boks berukuran 1 × 2 m untuk 50 ekor anak itik.

  •    Perkawinan


Itik rambon mencapai dewasa kelamin pada umur 140 hari. Mulai bertelur pada umur 154 hari dengan masa produktif selama 10 bulan per tahun. Setelah itu, itik mengalami masa rontok bulu selama 2 bulan dan tidak menghasilkan telur. Produksi telur itik rambon mencapai 256 - 260 butir per ekor per tahun. Bobot telurnya mencapai 65-70 gram/butir, sehingga di golongkan sebagai telur super. Pada musim hujan, produktivitas itik dalam bertelur menurun hingga 40%.  

Reproduksi itik berkaitan dengan penyediaan bibit itik yang berkualitas baik. Bibit itik diperoleh melalui pengeraman dengan cara tradisional dengan memanfaatkan induk unggas maupun cara modern dengan menggunakan mesin penetas telur itik. Untuk skala besar dan intensif akan lebih ekonomis menggunakan mesin penetas yang ragamnya sangat banyak. Mencegah penurunan mutu genetik itik perlu dilakukan perhatian secara seksama dalam pengelolaan reproduksi dan pemilihan indukan itik. Standar kualitas perlu didalam melakukan pembibitan itik. Penurunan kualitas genetik itik bisa disebabkan oleh perkawinan keluarga terdekat (inbreeding), karena itu dianjurkan untuk memasukakan darah baru dalam kelompok/kumpulan itik, hal ini dapat ditempuh dengan bertukar pejantan dari peternak lain, yang asal usul ternak itiknya berlainan.  

Untuk menghasilkan bibit dengan daya tetas tinggi seleksi dapat dilakukan mulai dari anak itik atau itik dara dan sebagai standar mutu bibit itik antara lain :

      •      Sehat, tidak cacat, bentuk dan warna bulu seragam. Untuk itik penghasil telur (Khaki compbell dan lokal) warna bulunya coklat, abu-abu muda (betina) dan coklat tua serta kehitaman biru berkilau warna bulu pada kepala, leher dan punggungnya (jantan).
      •      Sedangkan seleksi telur antara lain :
        1.   Umur telur tidak lebih 7 hari
        2.  Bentuk dan besar serta berat telur seragam
        3.  Kulit kerabang halus, bersih dan ketebalannya rata.

      •       Pemilihan anak itik haruslah cermat, beberapa ciri anak itik yang baik antara lain :
        1.    Penampilan tegap, gesit dan lincah
        2.    Mata menonjol, bening dan hidup
        3.    Bagian rongga perut terasa lembut dan kenyal.
        4.    Pusar kering dan tertutup.
        5.    Kaki tampak kokoh.
        6.    Bulu halus, lembut, mengkilap yang menutup seluruh tubuh. 
  •    Produk 

 

        Usaha peternakan itik umumnya dilakukan secara ekstensif dan diusahakan secara konvensional oleh peternak rakyat dengan jumlah kepemilikan kecil, hanya sebagian kecil diusahakan secara intensif, karena lahan pangonan semakin sempit. Produk peternakan itik berupa ternak (DOD), daging, telur dan bulu itik. Produk olahan itik yang digemari oleh masyarakat berupa telur asin dan itik goreng untuk itik petelur jantan.

            Telur itik merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Telur itik umumnya berukuran besar dan memiliki warna kerabang putih sampai hijau kebiruan. Rata-rata bobot telur itik adalah 60-75 gram (Resi, 2009). Keunggulan telur itik dibandingkan dengan telur unggas lainnya, antara lain: kaya akan mineral, vitamin B6, Asam pantotenat, tiamin, vitamin A, vitamin E, niasin, dan vitamin B12.  

           Pasar telur dan ternak itik komersial cukup potensial, hal tersebut menunjukkan bahwa prospek usaha peternakan itik masih memberikan harapan yang baik sehingga mampu memberikan peluang berusaha bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Pakan ransum dapat diperoleh dari limbah pertanian, siput, kerang-kerangan dan sebagainya. Sehingga biaya produksi berupa ransum pakan dapat dikendalikan diharapkan daya beli masyarakat terhadap produk hasil peternakan masih terjangkau dengan tidak mengurangi nilai gizinya. Masa pemeliharaan itik petelur mulai bertelur pada umur 20 minggu.

0 komentar